Semua yang hadir terdiam. Tiba-tiba berdirilah Ukasyah ra dan bertanya. "Ya Rasulullah, ketika aku dahulu masih kafir, dalam perang badar, engkau menarik bajuku hingga robek dan memukul pundakku dengan tongkatmu. Apakah engkau sengaja memukul saya atau hendak memukul baginda?"
Rasulullah berkata, "Wahai Ukasyah, aku sengaja memukul kamu." Ukasyah pun berkata, "Ya Rasulullah, izinkan aku menuntut balas darimu."
Seketika, gaduhlah majelis tersebut karena ada sahabatt yang tega menuntut balas pada Baginda Nabi. Umar bin Khattab langsung berdiri dan menghardik Ukasyah.
"Biarkan aku membawanya keluar ya Rasulullah. Ia telah berlaku tidak sopan terbadapmu. Tidak pernah kami merasakan suatu kezaliman pun walau kecil yang engkau lakukan terhadap kami."
Rasulullah tersenyum dan meminta Umar untuk duduk kembali. Disuruhnya Bilal ra untuk mengambil tongkatnya yang disimpan di rumah Fatimah. Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepada dengan berkata, "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqisas."
Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah, maka Bilal menyampaikan maksudnya untuk mengambil tongkat Nabi. Fatimah pun heran dan bertanya, "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya. 'Berkata Bilal ra, "Wahai Fatimah, Rasulullah saw telah menyediakan dirinya untuk diqisas."
"Siapakah manusia yang sampai hatinya untuk mengqisas Rasulullah saw.?" Bilal tidak menjawab pertanyaan Fatimah.
Setelah Fatimah memberikan tongkat tersebut, Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah saw. kemudian beliau pun menyerahkan kepada Ukasyah.
Abu Bakar dan Umar tidak tinggal diam. Keduanya tampil ke depan sambil berkata, "Wahai Ukasyah, janganlah kamu qisas Rasulullah, qisaslah kami berdua!"
Mendengar pembelaan kedua sahabatnya itu, Rasulullah segera berkata, "Wahai Abu Bakar, Umar, duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua."
Kemudian Ali berdiri lalu berkata, Wahai Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah, pukullah aku dan janganlah kamu mengqisas Rasulullah!"
Lalu Rasulullah berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah telah menetapkan tempatmu dan mcngetahui isi hatimu."
Setelah itu, Hasan dan Husein bangun dengan berkata, "Wahai Ukasyah, bukankah kamu tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah saw, kalau kamu mengqisas kami sama dengan kamu mengqisas Rasulullah."
Mendengar kata-kata cucunya, Rasulullah pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua."
Rasulullah berkata" "Wahai sahabatku Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul. Aku rida."
Keriuhan semakin menjadi. Isak tangis semakin keras. Anggota majelis pun semakin banyak karena tersebar kabar bahwa Rasulullah yang agung akan diqisas. Para sahabat pun tidak berdaya mencegah Ukasvah karena Nabi telah mempersilakan Ukasyah untuk melakuakan qisas.
Kemudian Ukasyah berkata "YA Rasulullah, Anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju karena bajuku robek saat kau renggut. Maka Rasulullah pun membuka baju. Setelah Ukasyah melihat tubuh Rasulullah, ia pun maju ke depan dengan membawa tongkat.
Namun, tongkat itu justru dicampakkannya dan ia mencium Rasulullah seraya berkata, "Saya tebus engkau dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukulmu? Saya melakukan ini karena ingin menyentuh badan yang dimuliakan oleh Allah dengan badan saya. Dan Allah SWT menjaga saya dari neralka dengan kehormatanmu."
Takbir pun bergema. Kemudian Rasulullah berkata sambil menunjuk Ukasyah, 'Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli surga, inilah orangnya."
(Hj. Nunung Karwati on PR Agustus 2010)
0 komentar:
Posting Komentar