Pengulangan kata sabar menandakan betapa pentingnya energi makna dibalik kata sabar itu. Kapan momentum yang tepat mengenakan perisai sabar? Apakah kita mengenakan perisai sabar hanya ketika terimpit cobaan atau ujian? Jamak dipahami, perisai sabar dikenakan saat menghadapi cobaan atau ujian yang tak diinginkan. Andai orang tidak mengenakan perisai kesabaran, niscaya akan limbung, terjatuh pada sikap kecewa, sedih, menderita, berujung pada frustasi.
Bagi orang yang mengenakan perisai sabar, niscaya akan jauh dari ancaman frustasi. Karena frustasi hanya patut mengena pada orang kafir. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS Yusuf [12]:27). Orang bersabar niscaya akan terhindar dari putus asa, lantaran sabar adalah pintu awal yang dapat menyelamatkan manusia dari perasaan negatif. Rasulullah saw bersabda, "Kesabaran itu pada pukulan pertama."
Jika respons pertama disertai kesabaran, sontak kebahagiaan senantiasa terus menyusupi hati. Kesabaran berperan menghadirkan ketenangan hati. Bersabar dalam kemiskinan. Bersabar dari cercaan dan makian. Bersabar dengan ujian yang menerpa silih berganti. Kesabaran seperti itu akan meneguhkan jiwa meraih kemuliaan. Pun demikian, perisai sabar tak hanya dikenakan di saat terkena musibah. Perisai sabar juga semestinya dikenakan ketika berada dalam kelapangan. Betapa banyak orang yang mampu bersabar dalam kesulitan, akan tetapi tak bisa bersabar dalam kelapangan.
Model pribadi yang bersabar dalam kejayaan dan bisa dicontoh adalah pada diri Nabi Sulaiman. Dikisahkan, walau Nabi Sulaiman termasuk sosok kaya raya yang kekuasaannya memenuhi seluruh kerajaan, dari manusia, binatang, dan golongan jin, namun makanan sehari-hari beliau tidak berasal dari gajinya.
Beliau makan dari hasil jerih payahnya membuat anyaman. Dari kebiasaan itu, tidak hanya rakyat dari kalangan manusia yang kagum pada perilaku sabarnya Nabi Sulaiman, burung-burung bahkan bangsa jin menaruh kagum padanya. Ternyata bersabar dalam kelapangan tidak mengurangi sedikit pun kehormatan beliau. Bahkan, semakin meninggikan derajatnya di hadapan Allah SWT.
(Khalili Anwar dalam Suara Masjid Agung Tsm)
Baca juga artikel berikut:
Artikel Motivasi
- Bekal Jelang Ramadhan
- Kejujuran dalam Usaha
- Amalan-amalan Sunnah di Hari Raya
- Berani Mencoba
- Dialog Rasulullah SAW dengan Malaikat Jibril A.S
- Hikmah Ramadhan: Keajaiban Sedekah yang Tersembunyi
- Ustadz Yusuf Mansur: Ada Kekuatan dalam Niat
- Menghindari Ghibah
- Bahaya Pujian
- Kuasailah Dunia, Tapi Jangan Mencintai Dunia
- Kisah Tiga Orang Riya
- Bertindak Stratejik
- Bulan Penuh Pencuri
- Kreatif Dong
- Gaung Kemudahan
Kisah Teladan
- Kisah Al-Imam Al-Bukhori
- Kisah Hidup Desainer Muslimah Asal Inggris Yang Populer 'Hana Tajima'
- Hikmah Ramadhan: Keajaiban Sedekah yang Tersembunyi
- Kisah Penjaga Rahasia, Hudzaifah bin al-Yaman
- Ahli Surga: Utsman bin Affan RA
- Kisah Teladan: Syaikh Ahmad Yassiin
- Sang Jendral dan Alquran
- Tirulah Sifat Jujur Abu Bakar
- Mangkuk, Madu, dan Sehelai Rambut
- Umar Bin Khattab
- Kalah Karena Tergoda Rampasan Perang
- Cara Dua Sahabat Menyambut Waktu Shalat
- Perlombaan Sedekah Umar dan Abu Bakar ra
- Kecintaan Ukasyah terhadap Rasulullah
- Kedermawanan Ali bin Abi Thalib
- Meneladani Siti Khadijah ra
0 komentar:
Posting Komentar