Rabu, 08 Agustus 2012

Akhlak Dulu atau Jilbab Dulu?

Dari dulu hingga sekarang pertanyaan ini mungkin sering terjadi, terutama oleh mereka para muslimah yg belum mengerti betul makna arti berjilbab. untuk disini penulis akan sedikit membahas tentang berjilbab.

Kebenaran itu murni datangnya hanya dari Allah, jika ada kekurangan, salah dan khilaf itu jelas dari hamba yg dhoif ini, mohon koreksinya.



Bismillah....

"Katakanlah kpd wanita yg beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yg (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra2 mereka, atau putra2 suami mereka, atau saudara2 mereka, atau putra2 saudara perempuan mereka, atau wanita2 Islam, atau budak2 yg mereka miliki, atau pelayan laki2 yg tdk mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak2 yg belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yg mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kpd Allah, hai orang2 yg beriman supaya kamu beruntung." {QS. An-Nur:31}

Terinspirasi dr sebuah tulisan Ust. Abu Yahya (Salah seorang pembicara Kajian Aqidah MQ FM) yg berjudul "Mana yg Lebih Dulu? AKHLAQ DULU APA JILBAB DULU? KHUSYU' DULU APA SHOLAT DULU?" Jg kajian oleh Ust. Tsalits Daarut Tauhid beberapa tahun yg lalu...
Sering kita mendengar kisah, "Ah, saya mah belum siap berjilbab, mau memperbaiki akhlaq dulu". Atau ada yg mengatakan, "Saya belum bisa khusyu'/tenang jadi sholat jg percuma, ntar klo udah bisa khusyu'/tenang baru sy akan sholat".

Benarkah kata2 itu diperkenankan ?? Tau nggak sih? Bahwa sesungguhnya memakai jilbab (bagi perempuan), sholat dan puasa (Ramadhan) itu merupakan basic (dasar) bagi seorang Muslim. Logikanya, jika dasarnya (Sholat, puasa, jilbab bg muslimah) saja tdk benar, lalu bagaimana dgn amalan lainnya???

Dalam Islam pembelajaran menjadi baik dimulai dari aspek lahir lalu meningkat ke penghayatan bathin. Dan baru dari penghayatan bathin yg lebih lanjut ini lah ya akan membawa kita semakin baik dari waktu ke waktu.
(Insya Allah) Orang2 Arab Badui itu berkata: "Kami telah BERIMAN".
Katakanlah (kepada mereka) "kamu belum beriman, tetapi katakanlah "kami telah TUNDUK (Islam)", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kpd Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang" {QS. Al-Hujuraat:14}
Dari ayat tersebut menerangkan bahwa sebelum iman itu masuk ke dalam hati orang2 Arab tersebut, mereka telah mengakui Islam trlebih dahulu sbg aspek lahiriyah. Dgn pernyataan itu pun darah mereka menjadi terpelihara (haram untuk dibunuh) jadi, kalau lahirnya saja sudah menyimpang (baik, ucapan, perbuatan, ataupun tulisan) maka tdk ada artinya berkilah dgn, "yang penting kan hatinya" justru dgn sholat hati kita akan menjadi tenang, dgn sholat hati kita akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, dgn
menggunakan jilbab kehormatan kita akan menjadi lebih terjaga, dan dgn berpuasa akhlaq kita dapat lebih terpelihara. Jadi, perkataan2 seperti yg demikian tadi seharusnya tdk diperkenankan. Dan mari kita perbaiki ucapan dan penampilaan lahir kita. Insya Allah, Dia akan membimbing kita dan mengampuni kesalahan2 kita.
Aamiin...

"Hai orang2 yg beriman, bertaqwalah kamu kpd Allah dan katakanlah perkataan yg benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan2mu dan mengampuni bagimu dosa2mu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yg besar" {QS. Al-Ahzab: 70-71}

Tapi,,, sekarang masalahnya ternyata melakukan perubahan itu gk mudah. Ya gk ? Khususnya dalam menggunakan jilbab bagi para muslimah. karena, banyak sekali faktor yg seringkali menghambat anda bahkan menghapus niatan baik anda itu seketika.

Tapi tau gk sih.., ternyata anda gk sendirian loh,.. Para akhwat (muslimah) yg sekarang sudah bisa menggunakan jilbab. Ternyata perjalanannya pun tdk semulus yg kita kira, semua itu dibutuhkan perjuangan yg luar biasa. Satu hal yg sy ingat dr ucapan seorang Ustad adalah "ketika Allah ingin menguji seberapa besar niat/kesungguhan di dalam hati seseorang. Maka ia senantiasa akan membenturkan anda pada kondisi yg bertolak belakang dgn niat anda itu"

Misal: ketika anda memutuskan untuk membiasakan diri dgn menggunakan rok, ada saja teman2 atau bahkan keluarga sekalipun yg mengejek anda, bahkan parahnya jg yg justru melarang. Atau tiba2 sj aktivitas anda saat itu seolah-olah mengharuskan anda untuk menggunakan celana. Padahal sebenarnya, jika anda menggunakan rokpun aktivitas2 itu masih tetep dapat anda lakukan (outbound, hiking, lari pagi, backpaker dll)

Berjuanglah, wahai ukhti... Allah hanya ingin menguji keteguhan hatimu. Apalah artinya keren/mulia dimata manusia jika ternyata kita tdk bernilai di hadapan Allah. Sbg hamba-Nya yg tak akan bisa hidup tanpa Rahmat dan Karuni-Nya, sudah semestinya hidup dgn ridho Allah lah yg menjadi prioritas kita, bukan pujian, bukan sanjungan dll. Dan jika ridho Allah sudah menyertai kita, apa sih yg tdk mungkin? Hidup kita pun menjadi penuh berkah.

Semoga kita dapat terus istiqomah di jalan yg diridhoi-Nya. Amin.

[sumber]

Baca juga artikel berikut:

0 komentar:

Posting Komentar