Ketika tauhid ditegakkan, maka akan timbul reaksi. Siapa yang reaksinya paling kuat? Yaitu orang yang tidak bertauhid. Yang menuhankan dunia, harta, jabatan, dan kedudukan. Lalu bagaimana sikap Rasulullah? Cuma satu hal, yaitu istiqamah. Konsisten dengan apa yang disampaikannya. Tidak gentar, tidak terpengaruh oleh apa pun. Karena Rasulullah menyampaikan risalah tauhid bukan supaya ditaati orang, tapi membuat orang taat pada Allah. Tapi karena prasangka dan kecintaan pada dunia, semua kesempurnaan yang ada pada Rasulullah seolah menghilang dari orang-orang yang menentangnya.
Ada prasangka, ada fakta. Prasangka itu dilarang oleh Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ...
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa ...” (QS Al Hujurat [49]:12).Orang yang berpasangka. Allah hujamkan kegelisahan di hatinya. Orang yang berprasangka menjadi buta dan tuli terhadap kenyataan. Yang dia cari bukan kebenaran, tapi pembenaran atas prasangkanya. Makanya, setelah prasangka, orang menjadi tajassus. Mencari-cari yang bukan hak ataupun kewajibannya. Mengorek-ngorek hal yang bukan tanggung jawabnya di dunia dan akhirat. Setelah tajassus, berlanjut menjadi suatu hal yang paling dibenci Allah, paling hina dan menjijikkan, yaitu ghibah. Sesuatu yang dalam Al Quran diumpamakan seperti manusia kanibal.
Berprasangka buruk melahirkan banyak hal buruk. Gara-gara suudzhan terhadap seseorang, tertutup pintu untuk kita mengambil ilmu dan hikmah dari orang tersebut. Gara-gara suudzhan, jadi buruk hati, tajassus, ghibah, dan terhina. Makanya, suudzhan disebut sebagi seburuk-buruk perkataan. Yang Allah senangi itu fakta. Berbuat berdasarkan fakta itu tidak akan berat, akan tenang hatinya.
Dengan husnuzhan, kita bisa melihat banyak hikmah. Kalau suudzhan, dibimbingnya oleh setan.
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ.وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
(Sakinah Oktober 2011)
0 komentar:
Posting Komentar