Ketidakmampuan itu bisa terjadi karena sikap diri yang tertipu. Kita lebih merasa penting apa yang dianggap tidak penting. Kesempatan yang dapat membangun potensi berlalu begitu saja. Bisa juga karena faktor malas. Merasa diri sudah cukup dengan potensi yang ada sehingga tidak ada keinginan untuk mengembangkannya. Hal lain, terjadi karena lemah. Baik itu lemah akibat niat maupun lemah tekad. Ini terjadi sebagai dampak dari tidak jelasnya tujuan, rencana, dan target diri.
Salah satu cara untuk membangkitkan kembali potensi yang ada, atau setidaknya memompa potensi yang belum ada, bisa dimulai dari memperkuat tekad atau keinginan. Dengan begitu, kita tinggal mencari celah untuk mewujudkannya. Bisa melalui referensi buku, berguru, maupun pelatihan-pelatihan. Setelah ilmu didapat, jangan sampai kita tertipu akan hal-hal yang tidak perlu. Dengan demikian, niat akan menjadi pengikat tekad dan ilmu akan menjadi jembatan.
Melalui ilmu, kita akan tahu seluruh isi perut tanpa harus membedah perut kita sendiri. Dengan ilmu, kita dapat mengetahui ilmu perbintangan tanpa harus pergi ke antariksa dan dengan ilmu kita dapat mengetahui Tuhan kita, Allah SWT.
Untuk itu Saudaraku, kita tidak usah menyesal jika kehilangan barang, tetapi kita harus menyesal jika kehilangan waktu. Karena waktulah yang akan memberi kita kesempatan untuk terus memompa potensi. Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan memanfaatkan waktu hidup sebelum waktu mati.
Wallahu a'lam bishawab.
0 komentar:
Posting Komentar